Belajar dari Gus Dur, Sang Pelopor Demokrasi di Indonesia

Perkumpulan Dakwah Kyai dan Mubaligh Nusantara

KH Abdurrahman Wahid (Foto : Dok Kemdikbud)
banner 468x60

PECIMERAH.COM – Sosok KH Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Gus Dur masih begitu melekat di kalangan santri, kyai, maupun para politisi Nadhliyin. Figur Presiden RI ke-4 masih menjadi kiblat pergerakan politik kalangan muslimin dalam mewujudkan cita-cita bangsa.

Hal tersebut diungkapkan Abdul Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam silaturahim nasional perkumpulan Dakwah Kyai dan Mubaligh Nusantara (DKMN). Acara bertajuk Merawat Persatuan Merajut Kebangsaan tersebut digelar pada pertengahan April dan di hadiri ratusan ulama dan kyai di Ponpes Al Manar Azhari, Limo, Depok.

Menurut Muhaimin, sebagai organisasi massa, NU merupakan kekuatan besar yang telah mampu melewati zaman berbagai zaman, mulai orde lama, orde baru, hingga reformasi. Bahkan di bawah kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Nahdlatul Ulama (NU) mampu memimpin reformasi dan melahirkan demokrasi.

“Tanpa Gus Dur tidak akan ada demokrasi di Indonesia,” ujar Gus Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar sebagai mana dilansir dari laman partainya.

Oleh sebab itu, politisi muda harus mampu belajar dari sosok Gus Dur untuk menjaga kehidupan demokrasi di Indonesia. KH Abdurahman Wahid tidak hanya diterima oleh kalangan Islam, namun oleh seluruh elemen bangsa Indonesia.

“Setelah demokrasi menjadi pilihan bangsa ini, Alhamdulillah kita punya peran dan kesempatan yang luas seperti halnya peran dan kesempatan kelompok-kelompok lain yang juga tidak pernah tidur merebut kekuasaan dan kepentingan untuk menentukan warna bangsa kita,” jelas Gus Imin.

Dalam kesempatan silaturahmi ini, Gus Imin juga berharap binaan dari para kyai khususnya KH Manarul Hidayah selaku Pengasuh Pondok Pesantren Al Mannar Azhari, KH. Manarul Hidayah. Menurutnya, semangat Kiai Manarul yang begitu tinggi semoga menjadi teladan bagi politisi muda NU untuk juga tidak berhenti melanjutkan perjuangan tersebut.

“Kiai Manarul adalah tokoh yang terus memberi semangat. Bahkan saking semangatnya kadang lupa kalau ceramah di depannya ada musuhnya. Tapi berkah begitu Kiai Manarul awet muda,” ujar Gus Imin.

KH Manarul Hidayah bilang, NU punya peran yang begitu besar bagi bangsa dan negara. Bahkan, menurutnya, apabila NU rusak maka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) juga akan ikut rusak. “Idza shalahatil NU shalahatil NKRI, wa idza fasadstil NU fasadatil NKRI. Kalau NU-nya kuat, NKRI juga kuat NU-nya utuh NKRI utuh, tapi kalau NU-nya rusak, ya NKRI-nya ikut rusak,” katanya.

Dia bilang, PKB merupakan partai yang dilahirkan oleh PBNU, sehingga menjadi pilihan yang tetap untuk perjuangan politik kalangan Nahdliyin dalam memperjuangkan demokrasi. “Partai ini dilahirkan oleh PBNU, dan kebetulan Ketua Umumnya Gus Dur saya taat. Dan sekarang Ketua Umumnya Gus Muhaimin suatu saat menjadi Presiden bukan Ketua Umum lagi tetap kita hormati karena PKB-nya,” tukas Kiai Manarul.