Kontes TitkTok Terkait Sejarah dan Budaya Bisa Jadi Sarana Ketertarikan Siswa 

DPRD : Perlu Terobosan Dukung Minat Anak Muda

Ilustrasi Museum Betawi di Setu Babakan Jakarta Selatan (Foto: Dok Dikbud DKI Jakarta)
banner 468x60

PECIMERAH.COM – Minat kesejarahan dan kebudayaan siswa-siswi di DKI Jakarta perlu ditingkatkan. Oleh sebab itu, pemerintah dan seluruh pihak terkait perlu melakukan sejumlah upaya demi terpeliharanya sejarah bangsa Indonesia di masa mendatang.

Yusuf, Sekretaris Komisi C DPRD DKI Jakarta Yusuf bilang, semua pihak baik sektor pendidikan maupun pariwisata perlu meningkatkan kolaborasi untuk menggiatkan kegiatan pendidikan kesejarahan dan kebudayaan. Salah satunya, mendorong minat kehadiran siswa ke musem-museum sejarah di ibukota.

Nah, untuk mencapai keberhasilan tersebut perlu adanya berbagai dukungan. Misalnya mulai dari anggaran, kolaborasi dan sinergitas kerja lintas satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

“Ditarik lagi anak-anak SD dan SMP agar bisa lihat museum sejarah, museum kebudayaan. Kalau bisa digratiskan, dianggarkan dan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, untuk mengajak anak-anak kita belajar sejarah,” ujar Yusuf sebagaimana dikutip dari laman resminya belum lama ini.

Selain kunjungan ke museum, lomba ataupun kompetisi terkait budaya dan sejarah juga perlu digalakkan. Sebagi contohnya, Yusuf menyarankan, Dinas Kebudayaan bisa menarik minat anak-anak terhadap sejarah lewat kompetisi dengan aplikasi yang sedang populer.

“Bikin kontes, misalnya kontes tiktok di museum. Dengan adanya perubahan teknologi, bapak (kepala dinas) juga harus mengimbangi keinginan anak-anak tetapi tetap tahu sejarah bangsa,” ucapnya.

Terus Lakukan Pembinaan

Iwan Henry Wardhana, Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta mengatakan, upaya yang tengah dilakukan pemerintahan salah satunya pembinaan yang tersebar di sejumlah wilayah. Selain itu, sejumlah kegiatan termasuk festival kebudayaan juga kerap digelar termasuk berkolaborasi dengan instansi lainnya.

Selain itu, Pemprov juga menjadwalkan beberapa sekolah untuk melakukan kunjungan rutin ke 11 museum yang berada di bawah naungan Dinas Kebudayaan. Mulai dari museum sejarah, museum seni rupa dan museum wayang.

Sebagai contohnya, pengembangan Museum Betawi pusat perkembangan budaya di Setu Babakan, Jakarta Selatan. “Ada festival teater pelajar, pembinaan seni budaya di 360 titik yang tersebar di DKI Jakarta, ada seni tari pembuka, seni musik, mural, seni rupa, silat dan lain-lain,” kata Iwan.