1 Syawal, Peringatan Kemenangan Warga Jayakarta Mengusir Portugis

Sejarah Kelahiran Jakarta

Masjid Jami Al Alam Marunda saksi perjuangan pasukan Jayakarta mengusir Portugis (Foto: Dok Kemendikbud/BNPB Jabar)
banner 468x60

PECIMERAH.COM – Tahukah kalian tanggal kelahiran Jakarta versi tahun hijriah? Rupanya, selain 22 Juni 1527, sebagaimana pelajaran sejarah sebagai hari lahirnya Jayakarta atau DKI Jakarta, ada juga cacatan tanggal kelahiran kota ini pascakemenangan pasukan gabungan Sunda Kelapa terhadap tentara Portugis.

Ada suatu cerita yang ditulis oleh KH Syarie Abdul Wahab dalam kitabnya yang berjudul Al Fatawi. Di sana, ia mengisahkan secara rinci tentang pertempuran laut armada Nusantara yang dipimpin Fatahillah melawan pasukan Pasukan Portugis.

Kala itu, setelah perayaan Maulid Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wasallam pada Rabiul Awal 933 H atau bertepatan Desember 1526, Sultan Trenggono dari Kesultanan Demak mengutus pasukan untuk menuju Sunda Kelapa yang hendak dikuasai Portugis. Beliau menugaskan Fatahillah sebagai panglima tertinggi.

Syahdan keberangkatan armada Demak di bawah pimpinan Al Haj Fatahillah dilakukan pada malam hari sesudah melakukan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, 12 Maulid (Rabiul Awal) 933 H atau 1526 M bulan Desember,” tulis Kyai Syarie dalam cacatan beraksara Arab Melayu tersebut.

Singkat cerita, pasukan yang terdiri dari 90 kapal tersebut bergerilya di tengah laut di dekat Kepulauan Seribu melawan Portugis sampai akhirnya berhasil menguasai Pelabuhan Jayapati dan Dermaga Marunda. Dengan pertolongan Allah Taala, Portugis yang sebelumnya telah menguasai Malaka pada 1521 tersebut berhasil digiring meninggalkan Sunda Kelapa.

Kemudian, setelah kemenangan tersebut, Fatahillah dan pasukan menetap di wilayah Sunda Kelapa. “Peristiwa perang lautan sudah berlalu, tetapi Al Haj Fatahillah dan pasukan masih bersiaga penuh, khawatir Portugis balik menyerang,” ujar KH Syarie.

Turut serta dalam pasukan di antaranya, Maulana Hasanuddin Putra Syarif Hidayatullah yang kelak menjadi Sultan pertama Kesultanan Banten. Pasukan terus bersiaga hingga datangnya akhir bulan Ramadan.

Nah, di malam Idul Fitri 933 H, Fatahillah seakan mendapat ilham untuk menentukan masa depan daerah yang telah diselamatkanya dari jajahan Portugis. “Pada malam takbiran itu Tuanku Al Haj Fatahillah membaca Alquran sampai menjelang fajar, ketika baru membaca surat Al Fath ayat pertama terdengarlah suara beduk Subuh, seketika itu juga Al Haj Fatahillah berhenti,” terang penulis yang pada masa hidupnya turut berjuang melawan penjajah Belanda tersebut.

Kemudian, dari kalimat Fathan Mubina yang ada dalam ayat pertama Surat Al Fath tersebutlah, Fatahillah mengusulkan mengganti nama Sunda Kelapa kepada para petinggi keraton atau bangsawan setempat. Menurut KH Syarie, usai Salat Idul Fitri 1 Syawal 933 H Fatahillah mengumumkan lahirnya negeri baru yang bernama Fathan Mubina yang juga berarti Jayakarta atau negeri dengan kemenangan yang sempurna.

Sekarang, kalender menunjukkan tanggal 22 April 2023 atau yang bertepatan dengan 1 Syawal 1444 H. Mudah-mudahan dengan mengambil keberkahan para ulama dan pejuang Jayakarta tersebut, PECIMERAH.COM berupaya hadir menyapa para pembaca semua.

Selamat menikmati sajian kami mulai hari awal Syawal ini.

 

Respon (3)

Komentar ditutup.